Sabtu, 17 Maret 2012

Kebenaran Firman Mu Tsélém yang Ditelantarkan


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiOcq6FQSm7sFR-VF7hiflM_JUz1Zya7Q1J-qAh83jNtq_XIfXfQbYDjER0eBLTjD_5UwB6HvC438xNgItYtx5Cxs5Re_kPGSlhG30n3OYV0tk9H-i3UHmr_q0P8inPBa37uPEgSbku94/s1600/rupabatiniah.jpg

Baca: Mazmur 73:18–20
Alkitab dalam setahun: Mazmur 119:1–88

Tujuh puluh tahun usia hidup manusia sangatlah singkat bila dibandingkan dengan kekekalan. Dalam tulisannya, Pemazmur menyatakan, “Seperti mimpi pada waktu terbangun, ya Tuhan, pada waktu terjaga, rupa mereka Kaupandang hina” (ay. 20). Suatu hari nanti, ketika seseorang terjaga di kekekalan, sadarlah mereka bahwa hidup ini seperti mimpi belaka. Tetapi terlambat sudah; rupa mereka dipandang hina oleh Tuhan. Artinya keadaan rohani mereka tidak indah di mata Tuhan.
Kata rupa dalam teks ini dalam bahasa aslinya adalah צֶּלֶם (tsélém) yang juga merupakan kata yang digunakan untuk menggambarkan bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah dalam Kej. 1:26, atau aslinya צֶּלֶם (tsélém) dan דְּמוּת (demûth). Tsélém hendak menunjuk gambar dalam arti unsur-unsur dasar yang dimiliki Allah juga dimiliki manusia—yaitu pikiran, perasaan, kehendak, kekekalan dan hakikat kerja. Sementara demûth menunjuk keserupaan, dalam arti kualitas unsur-unsur tersebut.
Eloknya wajah kita di kekekalan diukur dari kualitas tsélém kita, yaitu apa yang ada di dalam jiwa kita—pikiran, perasaan dan kehendak kita. Jadi kalau selama hidup di dunia ini kita tidak memedulikan wajah batiniah kita tersebut, jangan heran jika setelah meninggal rupa kita tidaklah elok di mata Tuhan.
Seperti apakah sikap dan perbuatan yang menelantarkan tsélém atau wajah batiniah itu? Misalnya, sibuk mendandani wajah lahiriah dengan segala perhiasan fisik tetapi abai bahwa wajah batiniah juga harus didandani. Atau, sibuk memperkaya diri dengan segala fasilitas duniawi, namun lalai mengumpulkan harta di surga, yaitu keindahan manusia batiniahnya.
Contoh orang yang menelantarkan tsélém-nya adalah orang kaya dalam kisah orang kaya dan Lazarus di Luk. 16:19–31. Setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. Tidak bisa dibayangkan, saat hidup di dunia ini berakhir, betapa menyesal hatinya karena kedatangan Lazarus ke rumahnya sebenarnya merupakan kesempatan supaya ia dapat menghiasi jiwanya dengan perhiasan yang berharga di mata Allah. Ia telah menyia-nyiakan kesempatan itu; tidak ada lagi kesempatan yang lain. Selama hidup, ia berpikir wajar seperti orang lain umumnya. Ia merasa dirinya sangat realistis, tetapi saat menyaksikan kekekalan, barulah ia celik bahwa sesungguhnya ia tidak berpikir realistis. Ia baru sadar bahwa selama di dunia hidupnya hanya fantasi. Akhirnya semua yang dimilikinya lenyap dan rupanya dipandang hina.
Utamakan mendandani wajah batiniah kita selama masih ada kesempatan.

FIRMAN ITU TELAH MENJADI MANUSIA – KHOTBAH NATAL (THE WORD MADE FLESH – A CHRISTMAS SERMON



 “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran” (Yohanes 1:14).

Tempat kediaman Ratu Inggris di musim dingin adalah Balmoral Castle di Scotlandia. Ketika Ratu Victoria ada di sana ia kadang-kadang berjalan-jalan di luar benteng kastil/istana dengan mengenakan pakaian usang. Pengawalnya John Brown mengikutinya. Ketika ia turun ke jalan ia menghampiri sekawanan domba gembalaan yang digembalakan oleh seorang anak laki-laki. Ia meneriaki dia, “Menyingkirlah, kamu wanita tua yang dungu.” Sang Ratu tersenyum, dan tidak mengatakan suatu apapun. Beberapa saat kemudian pengawalnya menghampiri anak laki-laki itu dan membentaknya, “Diam, itu adalah sang Ratu.” “Ya,” kata anak laki-kali itu, “wanita berpakaian seperti itu adalah seorang ratu!”
Itulah cara Yesus merendahkan diri.
“Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya” (Yohanes 1:10).
“Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya” (Yohanes 1:11).
“Dunia [pada umumnya] tidak mengenal-Nya.” Bahkan lebih lagi, umat milik-Nya sendiri “tidak menerima-Nya.”
Pada Natal pertama, Raja Herodes mencari “Anak itu untuk membunuh Dia” (Matius 2:13). Sama sekali tidak ada bedanya dengan hari ini. Setiap tahun pada hari Natal, orang-orang di dunia ini menolak Dia. Bagi mereka Natal hanyalah suatu “hari libur” belaka, hanya suatu waktu untuk liburan atau tamasya belaka, seperti untuk nonton film yang tidak layak, pergi ke Las Vegas, atau mabuk-mabukan. Namun bagi orang-orang yang menerima Kristus, itu adalah waktunya untuk berada di gereja di Minggu Natal, dan mengingat bahwa
“Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran” (Yohanes 1:14).
Itu adalah salah satu ayat yang paling dalam di dalam seluruh Alkitab. Dan ayat ini memberikan satu dari pernyataan-pernyataan yang paling jelas tentang inkarnasi Yesus Kristus. Saya tidak dapat menjelaskan keseluruhan dari ayat ini dalam satu khotbah. Namun saya akan memberikan tiga pemikiran utama kepada Anda dari ayat ini.
I. Pertama, Kristus adalah Firman Allah yang kekal.
Ayat ini mulai dengan kata “Firman.” “Firman” dalam bahasa aslinya, yaitu Yunani adalah “Logos.” Menurut Dr. Ryrie, kata itu berarti “perkataan, pikiran, konsep, dan ungkapan,” (The Ryrie Study Bible, Moody Press, 1978, note on John 1:1). Para filsuf Yunani menggunakan kata “Logos,” namun ide mereka tentang “firman” ini jauh berbeda dengan apa yang dimaksudkan Yohanes melalui ayat ini. Dr. Criswell berkata,
Pada dasarnya, kata ini mengacu kepada suatu komunikasi yang unik. Yohanes menyatakan bahwa ketika Allah mengkomunikasikan diri-Nya sendiri kepada manusia, Ia melakukan ini dalam tubuh manusia (ayat 14) melalui Logos… Yohanes mengumumkan bahwa dari permulaan Logos itu sudah ada. Ia tidak lain adalah Allah itu sendiri. Bukan hanya membawa Firman itu, namun bersamanya di dalam pribadi-Nya sendiri, hidup dan keberadaan-Nya sendiri. Lagi pula, Logos ini yang “bersama-sama” dengan Allah mengindikasikan pembedaan di antara pribadi-pribadi Ke-Allahan (Trinitas). Akhirnya Logos itu adalah Allah yang kekal. Tidak pernah ada waktu di mana Logos itu tidak sepenuhnya Allah. Sebagai konsekwensinya, seseorang boleh mengobservasi bahwa ini adalah inti dari keseluruhan Injil Yohanes di mana ia menyatakan thesisnya, yaitu bahwa Yesus adalah Allah yang kekal yang datang menjadi manusia. Itu juga adalah tes final orthodoksi. Orang tidak dapat mempertahankan Kristologi [palsu] [pandangan palsu tentang Kristus] dan pada saat yang sama dibenarkan dalam elemen-elemen teologi krusial lainnya. [Pandangan tentang Kristus yang seseorang pertahankan] adalah tes final orthodoksi [tes final dari apakah kepercayaan Anda benar menurut Kitab Suci]. Seseorang tidak dapat mempertahankan [pandangan palsu tentang Kristus] dan pada saat yang sama dibenarkan berhubungan dengan poin-poin lain dari [iman Kristennya]. (W. A. Criswell, Ph.D., The Criswell Study Bible, Thomas Nelson Publications, 1979, note on John 1:1).
Alasan kata “Christmas” (“Natal”) digantikan dengan “the holidays” (“hari libur”) adalah karena orang-orang tidak ingin memikirkan tentang kelahiran Kristus. Mereka dibuat marah oleh kata “Christmas” (“Natal”) karena itu mengingatkan mereka tentang “Firman” itu. Mereka menolak berpikir bahwa Yesus adalah Firman Allah, ekspresi eksklusif tentang Allah. Di atas semuanya, mereka menggonggong dan berjuang untuk melawan Kristus sebagai satu-satunya Firman Allah di dalam dunia yang telah jatuh ke dalam dosa ini. Karena di dalam ayat kita Yesus disebut “Firman.” Kristus sebagai “Firman itu” terlalu eksklusif dan picik bagi pikiran berdosa mereka untuk memahaminya, karena Ia adalah “Firman itu.” Ia menyingkirkan semua “firman-firman” lainnya. Jika Ia adalah “Firman itu,” Ia menyingkirkan pandangan para rabi zaman dulu bahwa Ia adalah seorang penipu. Jika Ia adalah “Firman itu,” Ia menyingkirkan ide Muslim bahwa ia hanyalah seorang nabi. Jika Ia adalah “Firman itu,” Ia menyingkirkan pandangan Saksi Yehova tentang Dia bahwa Ia hanyalah pribadi yang diciptakan. Jika Ia adalah “Firman itu,” Ia menyingkirkan pandangan liberal tentang Dia bahwa Ia hanyalah teladan yang agung. Jika Ia adalah “Firman itu,” Ia menyingkirkan pandangan bahwa Ia adalah “Roh-Kristus” dari kebanyakan orang Pentakosta dan Karismatik. Karena, seperti yang dikatakan oleh Dr. Criswell, “Pada dasarnya, kata ini mengacu kepada suatu komunikasi yang unik” – dan itu adalah suatu komunikasi yang unik kepada manusia, itu adalah Yesus Kristus, Firman Allah yang kekal! Semua yang perlu kita tahu tentang Allah dan manusia dikatakan kepada kita dalam Kitab Suci oleh Yesus – Firman Allah.
Dan “Firman itu” kekal. Tidak pernah ada waktu di mana Kristus sang Logos itu tidak ada. Alkitab berkata,
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah” (Yohanes 1:1).
Firman itu bukan “suatu” allah, seperti yang Saksi Yehova menyalah-terjemahkan Yohanes 1:1, untuk membinasakan diri mereka sendiri. Konstruksi Yunani hanya dapat dengan jujur seperti yang diterjemahkan dalam King James Bible, “and the Word was God” [“dan Firman itu adalah Allah”] (Yohanes 1:1). Ia bukanlah “pribadi” yang sama sebagai Bapa atau Roh Kudus, namun walaupun memiliki “esensi” yang sama dengan mereka, Ia sendiri adalah Logos illahi – Firman yang kekal – Pribadi Kedua dari Trinitas Kudus.
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah” (Yohanes 1:1).
Jadi, satu-satunya posisi Alkitabiah yang benar adalah bahwa Yesus adalah Firman yang kekal, komunikasi pertama dan final tentang Allah kepada manusia yang penuh dosa. Ia adalah Logos yang kekal, Firman yang kekal, yang berbicara kepada dunia ke dalam eksistensi. Dan Yesus terus kekal selamanya sebagai Pribadi Kedua dari Trinitas. Pada akhir zaman ini, dalam Kitab Wahyu, Alkitab menyebut Dia, “Firman Allah” (Wahyu 19:13). Dari kekekalan masa lalu sampai kekekalan masa depan Yesus adalah Firman Allah!
Perhatikan apa yang dikatakan sang Rasul, dalam Kitab Ibrani, bahwa Allah,
“pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya… Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta” (Ibrani 1:2).
Oleh sebab itu, kita mengumumkan dengan kepastian mutlak bahwa Yesus adalah “Firman itu,” Logos yang kekal, dan bahwa tidak ada manusia, atau agama lain atau pemimpin politik atau filsuf di sepanjang sejarah, dapat membuat klaim sebagai “Firman” Allah yang hidup seperti itu, Pribadi Kedua dari Trinitas Kudus. Dari kekekalan masa lalu sampai kekekalan masa depan hanya ada satu Firman yang kekal – dan nama-Nya adalah Yesus!
II. Kedua, Kristus adalah Firman Allah yang berinkarnasi.
Mari kita kembali memperhatikan ayat kita, kita lihat, bahwa Ia bukan hanya Firman yang kekal, namun Ia juga menjadi Firman yang berinkarnasi. Firman yang “berinkarnasi” artinya “yang menjelma menjadi manusia. Benar, bahwa kata “inkarnasi” tidak nampak dalam Alkitab, namun deskripsi tentang inkarnasi ini berulangkali terlihat dalam Kitab Suci. Kata “inkarnasi” digunakan oleh para sarjana Alkitab untuk menjelaskan maksud dari ayat kita ini, yang mengatakan,
“Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita”
      (Yohanes 1:14).
Firman Allah, yang telah ada bersama dengan Bapa dan Roh Kudus sejak “pada mulanya” (ay. 1) turun dari tahtanya di sebelah kanan Allah dan hidup di antara kita dalam wujud manusia. Itu dengan jelas dikatakan oleh ayat kita ini,
“Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita”
      (Yohanes 1:14).
Arthur W. Pink berkata,
Yang tidak terbatas menjadi terbatas. Yang tidak kelihatan menjadi kelihatan, Yang transenden menjadi imanen. Yang jauh menjadi [dekat]. Yang melampaui pencapaian pikiran manusia menjadi dapat [dilihat]… “Firman itu telah menjadi manusia.” Ia menjadi apa yang sebelumnya bukan. Ia tidak kehilangan esensinya sebagai Allah, namun Ia menjadi manusia (Arthur W. Pink, Exposition of the Gospel of John, Zondervan, 1971, hal. 32).
Dalam kesatuan hipostatik Allah dan manusia, dalam rahim seorang perawan, Yesus menjadi Allah-manusia! Ia sepenuhnya Allah dan sepenuhnya manusia dalam inkarnasi itu, ketika Ia lahir dari seorang perawan suatu malam di kota kecil Betlehem. Malam itu keberadaan yang baru muncul di bumi ini, yang tidak pernah disaksikan oleh manusia sebelumnya. Malam itu Yesus, Allah-manusia, dilahirkan di sebuah kandang dan dibalut dengan kain lampin, dan dibaringkan di sebuah palungan, karena tidak ada kamar yang kosong di penginapan. Di tempat yang sangat sederhana itu, Firman Allah menjadi manusia, dan memulai kehidupan-Nya di antara kita sebagai satu-satunya Allah-manusia yang pernah hidup di dunia ini!
“Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat” (Galatia 4:4).
“Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran” (Yohanes 1:14).
Itulah apa yang Charles Wesley maksudkan,
Kristus, junjungan sorga;
   Ia Tuhan s’lamanya!
Lama Dia dinanti,
   Kini lahir di bumi:
Yesus, Allah dan insan;
   Layaklah dinobatkan,
Tinggal serta manusia,
   Imanuel nama-Nya
(“Hark, the Herald Angels Sing” by Charles Wesley, 1707-1788/
      Terjemahan Nyanyian Pujian No. 49).
Namun ada satu pikiran yang lain yang ingin saya sampaikan kepada Anda dengan melihat ayat kita ini.
III. Ketiga, Kristus adalah Firman Allah yang dapat dilihat.
Kembali ke ayat kita, dalam Yohanes 1:14. Mari kita berdiri dan membaca ayat ini dengan lantang.
“Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran” (Yohanes 1:14).
Anda dipersilahkan duduk kembali. Ada banyak hal di akhir ayat ini yang dapat saya komentari, namun saya lebih suka kita memikirkan tentang satu hal dari apa yang Yohanes katakan di sini. Ia masih anak muda ketika Kristus ada di bumi, namun ia dapat membuat pernyataan yang luar biasa bahwa “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya” (Yohanes 1:14). Yohanes menjelaskan kepada kita bahwa ia hidup bersama dengan Kristus dan secara pribadi melihat kemuliaan-Nya. Yohanes tidak menulis tentang teori filsafat. Ia ada di sana! Ia hidup bersama dengan Kristus! Ia melihat sendiri kemuliaan Kristus itu! Ia mengenal Kristus adalah Firman yang kekal yang telah menjadi manusia karena ia telah melihat Kristus, karena ia telah melihat sendiri kemuliaan Kristus.
Kemudian, dalam Suratnya yang pertama, Yohanes berkata,
“Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup--itulah yang kami tuliskan kepada kamu (I Yohanes 1:1).
Di sana, lagi, Yohanes menyebut Yesus “Firman” – “Firman hidup.” Ini menunjukkan kepada kita bahwa Yesus dapat dihampiri atau dilihat. Ia bukanlah Logos misteriusnya Philo atau para filsuf Yunani – suatu “firman” rohani yang kita tidak pernah benar-benar ketahui. Sungguh, kita dapat mengenal Yesus seperti Yohanes. Ia membuat itu jelas dalam I Yohanes 1:3.
“Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus” (I Yohanes 1:3).
Yohanes sedang berkata kepada Anda bahwa Anda juga dapat memiliki persekutuan “dengan kami” dan “dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.”
Namun untuk memiliki persekutuan dengan Yesus ini, Anda harus dipertobatkan. Anda harus diinsafkan dari hitamnya dosa Anda. Anda harus melihat jahatnya hati Anda yang telah rusak. Anda harus menjadi jijik dengan diri Anda sendiri karena diri Anda yang penuh dengan dosa. Anda harus datang kepada Yesus dan percaya kepada Dia. Maka dosa-dosa Anda akan disucikan oleh Darah-Nya, yang tercurah di kayu Salib. Kemudian Anda juga akan berkata, “Ia diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya.” Itulah sebabnya mengapa kami meminta Anda untuk berpaling dari “holidays” orang-orang Amerika yang penuh dosa dan sia-sia dan datang kepada Kristus, dan dipertobatkan. Itulah sebabnya mengapa kami meminta Anda untuk mencari Kristus dengan segenap hati Anda sampai Anda menemukan Dia. Karena Ia berkata melalui nabi Yeremia,
“Apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati”
      (Yeremia 29:13).
Carilah Dia sampai Anda menemukan-Nya!
Itulah sebabnya mengapa kami mengatakan kepada Anda bahwa seharusnya Anda ada di sini di gereja ini pada perayaan Natal yang meriah pada Minggu malam, 23 Desember, pukul 6:00 PM. Bersama dengan umat Tuhan pada Natal Minggu malam. Itu akan menjadi berkat bagi Anda ketika Anda mencari Yesus. Jangan biarkan apapun menghentikan Anda untuk ada di sini untuk mendengarkan khotbah, bernyanyi, dan menyembah Firman Allah yang kekal, Tuhan Yesus Kristus! Seperti apa yang tertuang dalam lagu Natal ini,
Allah menjadi manusia sejati;
Mari memuji Dia, Mari memuji Dia,
Mari memuji Dia, Almahasih
   (“O Come, All Ye Faithful,” translated by Frederick Oakeley, 1802-1880/
      Terjemahan Nyanyian Pujian No. 55).

GARIS BESAR KHOTBAH
FIRMAN ITU TELAH MENJADI MANUSIA – KHOTBAH NATAL
 “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran” (Yohanes 1:14).
(Yohanes 1:10, 11; Matius 2:13)
I.   Pertama, Kristus adalah Firman Allah yang kekal, Yohanes
1:14a, 1; Wahyu 19:13; Ibranu 1:2.
II.  Kedua, Kristus adalah Firman Allah yang berinkarnasi,
Yohanes 1:14b; 1; Galatia 4:4.
III. Ketiga, Kristus adalah Firman Allah yang dapat dilihat, Yohanes
1:14c; Yohanes 1:1, 3; Yeremia 29:13.

APA ITU PERTOBATAN & MENGAPA DIPERLUKAN UNTUK KESELAMATAN??


Banyak orang memahami istilah “pertobatan” berarti “berbalik dari dosa.” Ini bukanlah definisi Alkitab mengenai pertobatan. Dalam Alkitab, kata “bertobat” berarti “berubah pikiran.” Alkitab juga memberitahu kita bahwa pertobatan yang sejati akan menghasilkan perubahan tindakan (Lukas 3:8-14, Kisah Rasul 3:19). Kisah 26:20 menyatakan, “Tetapi mula-mula aku memberitakan bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu.” Definisi pertobatan yang sepenuhnya secara Alkitabiah adalah perubahan pikiran yang menghasilkan perubahan tingkah laku.
Kalau demikian, apa hubungan antara pertobatan dan keselamatan? Kitab Kisah Rasul nampaknya secara khusus memusatkan perhatian pada pertobatan dalam hubungannya dengan keselamatan (Kisah 2:38, 3:19; 11:18; 17:30; 20:21; 26:20). Bertobat, dalam kaitannya dengan keselamatan, adalah merubah pikiran Anda dalam hubungannya dengan Yesus Kristus. Dalam khotbah Petrus pada hari Pentakosta (Kisah 2) dia mengakhirinya dengan panggilan agar orang-orang bertobat (Kisah 2:38). Bertobat dari apa? Petrus memanggil orang-orang yang menolak Yesus Kristus (Kisah 2:36) untuk mengubah pikiran mereka mengenai Dia, untuk mengakui bahwa Dia sungguh-sungguh adalah “Tuhan dan Kristus” (Kisah 2:36). Petrus memanggil orang-orang untuk mengubah pikiran mereka dari menolak Kristus sebagai Mesias menjadi beriman kepadaNya sebagai Mesias dan Juruselamat.
Pertobatan dan iman dapat dipahami sebagai “dua sisi dari koin yang sama.” Tidaklah mungkin beriman kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat tanpa terlebih dahulu mengubah pikiran Anda mengenai siapa Dia dan apa yang telah Dia lakukan. Apakah ini adalah pertobatan dari penolakan secara sengaja, atau pertobatan dari ketidakacuhan atau ketidaktertarikan – itu adalah perubahan pikiran. Pertobatan Alkitabiah, dalam hubungannya dengan keselamatan, adalah merubah pikiran Anda dari menolak Kristus menjadi beriman kepada Kristus.
Adalah penting untuk memahami bahwa pertobatan bukanlah hasil karya kita demi untuk mendapatkan keselamatan. Tidak ada seorangpun dapat bertobat dan datang kepada Allah kecuali kalau Allah menarik orang tsb. kepadaNya (Yohanes 6:44). Kisah 5:31 dan 11:18 mengindikasikan bahwa pertobatan adalah pemberian Allah – yang dimungkinkan semata-mata karena anugrahNya. Tidak ada seorangpun yang dapat bertobat kecuali kalau Allah menganugrahkan pertobatan. Segala yang bersangkutan dengan keselamatan, termasuk pertobatan dan iman, adalah hasil dari Allah menarik kita, membuka mata kita, dan mengubah hati kita. Panjang sabar Allah menuntun kita kepada pertobatan (2 Petrus 3:9), demikian pula kebaikanNya (Roma 2:4).
Sekalipun pertobatan bukanlah pekerjaan yang menghasilkan keselamatan, pertobatan yang menuntun pada keselamatan pasti menghasilkan suatu karya. Adalah tidak mungkin untuk benar-benar dan secara keseluruhan mengubah pikiran Anda tanpa hal itu menyebabkan perubahan dalam perilaku. Dalam Alkitab pertobatan menghasilkan perubahan tingkah laku. Itu sebabnya Yohanes Pembaptis berseru agar orang-orang “menghasilkan buah yang sesuai dengan pertobatan” (Matius 3:8). Seseorang yang benar-benar telah bertobat dari penolakan akan Kristus kepada iman akan Kristus akan nyata melalui hidup yang berubah (2 Korintus 5:17, Galatia 5:19-23, Yakobus 2:14-26). Pertobatan, didefinisikan secara tepat, adalah perlu untuk keselamatan. Pertobatan yang Alkitabiah adalah mengubah pikiran Anda mengenai Yesus Kristus dan berbalik kepada Allah dalam iman untuk keselamatan (Kisah 3:19). Berbalik dari dosa bukanlah definisi dari pertobatan, melainkan adalah salah satu hasil dari pertobatan yang sejati, yang berlandaskan iman yang menuntun kepada Tuhan Yesus Kristus.

Pertobatan dan Pembaptisan [052]
Perihal memasuki Kerajaan Allah adalah satu kurnia kemurahan. Tidak ada orang yang datang kepada Tuhan dengan pengertiannya sendiri.  Ini bukan satu proses intelektual.  Sekiranya demikian, maka akademik akan lebih dahulu memasuki Kerajaan Allah.  Yakni, merupakan perkara yang tidak boleh dijelaskan dengan perkataan mereka.
Semua orang berdosa.  Umat manusia adalah tanpa Roh Kudus.  Oleh kerana itu, fikiran manusia berselisih dengan Tuhan.  Sebagai contoh, Alkitab mengatakan bahawa Keinginan badaniah adalah perseteruan terhadap Allah (Roma 8:7).  Ini telah diterjemahkan sebagai fikiran yang mengikut daging adalah seteru Allah. Sebabnya ialah sifat Allah yang disalurkan melalui Roh Kudus.  Tanpa Roh Kudus, anda akan berselisih dengan hukum kerana anda tidak mempunyai sifat Allah.  Sifat ini berasal dari Allah sebagai satu dasar kebaikan.  Allah adalah kebenaran, dan hanya kebenaran yang boleh membebaskan anda (Yer 8:32).  Yakni, kebenaran itu adalah satu konsep yang mengalir dari Roh untuk menguduskan umat pilihan (Yoh 17:17-19).  Justru itu, anda tidak akan mendapat bahagian Kerajaan itu tanpa dianugerahkan dengan Roh Kudus.  Roh tersebut terasing dari dosa.  Oleh kerana itu, Allah perlu membuat keputusan untuk mendedahkan umat pilihan kepada Roh, memastikan mereka tidak akan gagal. Dia melakukan sedemikian dengan sifat keilahianNya yang maha tahu. Kita dipanggil ke tempat perhentianNya, bermula dengan Kristus (1Pet 1:20), dan  tertulis di dalam  Kitab Kehidupan sejak dunia dijadikan (Wah 17:8).  PekerjaanNya telah selesai sejak dunia dijadikan (Ibr 4:3). Umat pilihan adalah hasil pekerjaan Allah.
Tuhan Allah didalam Kristus, yakni Roh Kudus, membuka fikiran semua umat pilihan bermula dengan rasul-rasul, supaya mereka mengeri kitab suci (Luk 24:45).  Dengan sebab inilah Kristus berbicara dalam perumpamaan; supaya mereka yang tidak dipilih tidak akan mengerti.  Justru itu, mereka akan selamat (Mat 13:10-17) sebelum mereka boleh menghadapi pengadilan.  Allah adalah maha pengasih dan tidak mahu seorang pun akan binasa (2Pet 3:9).  Oleh itu, dengan keilahianNya yang maha tahu, setiap umat dipanggil sesuai dengan rencanaNya.  Bagi orang yang dipilihnya dari semula, Dia juga akan menentukan dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran anakNya, supaya Ia, menjadi yang sulung diantara banyak saudara.  Dan mereka yang ditentukanNya dari semula, mereka juga akan dipanggilNya;  Dan mereka yang dipanggilNya, mereka juga dibenarkanNya; dan mereka yang dibenarkanNya, mereka juga dimuliakanNya.  Oleh itu, apakah yang akan kita katakan mengenai semua ini?  Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? (Roma 8:28-31).

Pertobatan dan Pengubahan
Untuk manusia terus hidup, atau memperolehi hidup kekal, Tuhan membutuhkan kita bertobat.  Jikalau kita tidak bertobat, kita akan binasa (Luk 13:3-5).  Kristus diutus untuk memanggil semua umat manusia bertobat (Luk 11:32).  Kristus memulakan penginjilanNya selepas penangkapan Yohanes Pembaptis (Mat 4:12).  Penangkapan Yohanes berlaku beberapa ketika selepas perayaan Paskah 28 CE (Yoh 3:22-24; 4:12) iaitu perayaan Paskah selepas memulakan penginjilan Yohanes dalam pemerintahan Toberius yang ke-limabelas tahun (Luk 3:1).  Sejak waktu itulah Yesus memberitakan dengan berkata Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat (Mat 4:17).  Kristus mengutus murid-muridNya untuk memberitakan injil pertobatan, memberi mereka kuasa atas setan atau roh-roh jahat (Mrk 6:7,12; Luk 10:1,17-20).
Dua perkara penting dalam pertobatan.  Pertama ialah pengetahuan tentang dosa yakni semua orang telah berbuat dosa (Roma 3:23).  Kedua ialah berupaya untuk datang kepada Tuhan, melalui perkataanNya.  Justru itu, anda harus diberi keupayaan untuk memahami sifat dosa serta kandungan misteri-misteri Allah. Umat pilihan telah diberi kuasa keatas setan hanya untuk memberi demontrasi bahawa nama-nama mereka tertulis di Sorga dan juga untuk mengawal dugaan serta keadaan sekeliling mereka didalam peperangan rohani yang mereka hadapi.  Justru itu, mereka merasa lebih kuat dari kuasa-kuasa jahat.
Pertobatan diajar sebagai pendahuluan kepada kekelutan akibat dosa (atau kejahilan; Kisah 8:22) supaya Allah memberikan waktu kelegaan, supaya Dia akan mengutus Kristus yang dari mula diuntukkan bagimu (Kisah 3:19-20).
Justru itu, Kritus tidak akan dihantar kepada anda selagi kita tidak bertobat.  Ini adalah proses yang berterusan.  Kristus akan dihantar secara individu dan juga secara menyeluruh bagi semua.  Orang-orang yang percaya dengan oknum tiga dalam satu (Trinitarian) merasa sukar untuk memahami proses ini disebabkan oleh fahaman salah terhadap Ketuhanan.
Zaman kebodohan, seperti yang disebut, Allah tidak memandang kembali tetapi selepas Kristus, Dia memberitakan kepada umat manusia untuk bertobat, menetapkan satu masa pengadilan untuk mereka (Kisah 17:30). Justru itu, pertobatan telah sampai kepada orang-orang yang tidak mengenal Allah (Lihat Kisah 15:3).
Kepekaan terhadap dosa dan keadaan orang berdosa yang tidak berharga adalah factor utama pertobatan.  Maka itu, pembenaran dalam diri sendiri adalah dosa yang paling hina kerana mereka ini tidak dapat melihat kekurangan diri sendiri. Ini merupakan penipuan diri sendiri.
Allah menghapuskan pelanggaran anda sejauh timur dari barat (Maz 103:12). Perhatikan makna petikan di dalam Maz 103:6-14.
Maz 103:6-14 TUHAN menjalankan keadilan dan hukum bagi segala orang yang diperas. 7 Ia telah memperkenalkan jalan-jalanNya kepada Musa, perbuatan-perbuatanNya kepada orang Israel. 8 TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. 9 Tidak selalu Ia menurut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam. 10 Tidak dilakukanNya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalasNya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita, 11 tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setiaNya atas orang-orang yang takut akan Dia; 12 sejauh timur dari barat, demikian dijauhkanNya daripada kita pelanggaran kita. 13 Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia. 14 Sebab Dia sendiri tahu apa kita buat, Dia ingat, bahawa kita ini debu.
Dari pertobatan dan berpaling kepada Tuhan, orang berdosa yang telah bertobat itu harus melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu. (Kis 26:20). Kita mesti mengubah tingkahlaku. Dosa bukan sesuatu kebetulan; ia terhasil dari pemikiran. Fikiran merupakan satu set rakaman jangka panjang yang menghasilkan tindakbalas  kimia-fizikal di dalam otak. Itu lah sebabnya manusia menghadapi kesukaran untuk melawan dosa.  Mereka harus mengubah proses pemikiran.  Inilah dasar isi petikan: Serahkan segala pekerjaan mu kepada Tuhan dan Dia akan memperkembangkan pemikiran mu. Ini telah diterangkan dalam Alkitab seperti: serahkan perbuatanmu kepada Tuhan, maka terlaksanalah segala rencanamu (Ams 16:3; lihat juga 2 Kor 10:5).
Alkitab KJV mungkin mengandungi makna yang lebih luas mengenai tindakan otak. Ia merupakan proses yang berlanjutan. Sebahagian struktur sosial telah hilang terlalu jauh sehingga ia tidak mampu menangani masalah. Allah memusnahkan kota Sodom kerana mereka tidak dapat dipulihkan walaupun diperuntukkan tempoh masa dan operasi perencanaan serta kemampuan mereka untuk bertobat. Dalam perkataan lain, mentaliti mereka hilang terlalu jauh untuk memberi reaksi kepada segala pesanan yang diberikan kepada mereka. Justru, pada zaman akhir ini manusia tidak membenarkan Allah mengadakan  pemulihan  ke atas semua bangsa, walaupun saksi nubuatan serta kitab injil jelas di hadapan mereka. Inilah sebabnya mengapa Sodom akan menghujat orang-orang kita (Mat 11:23-24; Mrk 6:11; Lk 10:12) – kerana kita memiliki perkataan Kristus dan mereka tidak.
Oleh itu panggilan Allah menurut rentetan peristiwa-peristiwa ketakdiran adalah tahap pertama atau fasa kepada proses untuk memasuki Kerajaan Allah.  Allah mengetahui penghujungnya dari permulaan.  Dia tidak akan mentakdirkan orang-orang yang akan gagal.  Justru itu, ramai yang dipanggil namun sedikit yang dipilih (Mat 22:14).
Allah secara sengaja tidak membawa orang-orang kepada pengadilan sehingga mereka mampu untuk menghadapi proses ini.  Maka itu, orang yang dipanggil tetapi tidak dipilih akan berbalik kepada  kebangkitan kedua.  Semua mereka ini, sebagai contoh, mereka yang telah dibaptiskan di dalam Gereja pada masa sekarang dan menyeleweng kepada kepercayaan Triniti (Trinitarianism) akan mengalami kebangkitan kedua.  Mereka tidak akan dibawah kepada pengadilan.  Allah tidak akan menyatakan diriNya kepada mereka.  Syarat untuk mengalami kebangkitan pertama, yakni memperolehi kehidupan kekal, ialah dengan mengenali Satu-satunya Allah yang Benar dan anakNya Yesus Kristus (Yoh 17:3).  Yohanes 17:3 melibatkan perihal kebangkitan dan kepada semua orang.  Tidak ada yang memuja kepada tuhan yang palsu, demikian juga mereka yang mengaku dirinya Kristian seperti yang dilakukan oleh Trinitarian, sebagai contoh, atau tuhan-tuhan palsu yang lain, akan mewarisi kehidupan kekal walaupun mengalami kebangkitan kedua.  Mereka akan di didik diatas kesalahan mereka oleh umat pilihan, yang menjadi guru-guru mereka sebagai Roh.  Sekiranya mereka tidak bertobat didalam kebangkitan kedua, mereka akan mati dan dibakar di Gehenna.  Mereka akan menghadapi pilihan keatas seratus tahun (Yeh 65:20).  Mereka akan bertobat atau binasa! Ini melibatkan setiap dosa didalam kategori hukum taurat Allah.  Hukum yang pertama dan terutama – Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal fikiranmu (Mat 22:37; Mrk 12:28; Luk 20:27-40, lihat juga Ul 6:5) – merangkul empat hukum pertama dalam hukum sepuluh.  Hukum yang kedua utama – Kasihilah sesamamu manusia seperti kamu mengasihi diri kamu sendiri (Mat 22:39; lihat juga Im 19:18) – merangkul enam hukum yang terakhir dalam hukum sepuluh.  Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum taurat dan kitab para nabi (Mat 22:40). Justru itu, hukum sepuluh tidak terpisah; ia adalah pengembangan dari kedua-duanya dan merupakan inti hukum seperti yang diberikan oleh Mesiah kepada Musa melalui Roh Kudus.  Pertobatan adalah proses untuk kembali kepada Allah didalam ketetapanNya (Mal 3:6-12). (terkandung dalam tulisan mengenai rentetan Hukum,   Hukum Tuhan [L1].
Proses untuk datang kembali kepada Allah, terjadi sebagai sebahagian daripada tindakan untuk mengenali atau akan mengenali Allah (Yer 17:3; 10:37-38).  Untuk Kristus memulakan proses ini, Kristus menyatakan Bapa kepada individu  setelah Bapa mengaruniahkan kepada mereka (Yoh 6:44,57,65).  Justru itu, panggilan itu terjadi sejak permulaan dunia dan ia adalah sistematis.  Ia adalah yang pertama dari tiga fasa, fasa yang kedua adalah pembaptisan dan yang ketiga ialah pertobatan yang berterusan.
Pembaptisan
Segala kuasa telah diberikan kepada Kristus setelah Dia dibangkitkan (Mat 28:18).  Dia telah perintahkan supaya murid-muridNya pergi dan menjadikan semua bangsa menjadi muridNya, membaptiskan mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus (Mat 28:19). Mengajar mereka melakukan segala sesuatu yang telah diperintahkan oleh Kristus. Justru, Dia akan menyertai mereka sentiasa sehingga kepada akhir zaman (Mat 28:20).
Pertobatan harus disusuli dengan pembaptisan untuk menerima karunia Roh Kudus (Kisah 2:38).  Anda tidak akan menerima karunia Roh Kudus kecuali anda  bertobat dan dibaptiskan, yakni lahir kembali. Anda tidak akan dapat memasuki Kerajaan Allah kecuali anda dilahirkan sekali lagi (Yoh 3:3,5).  Pertobatan adalah syarat kepada pembaptisan dan penerimaan Roh Kudus. Justru itu, Pembaptisan bayi logis dihindari kerana ianya bertentangan dengan ajaran Alkitab.  Pembaptisan adalah yang pertama dari hanya dua sakramen dalam Gereja.  Yang kedua ialah Perjamuan Malam (lihat tulisan Sakramen-sakramen Jemaat [150].
Prasyarat pertobatan telah ditekankan oleh misi Yohanes Pembaptis, dimana dia seorang pelopor kepada pembaptisan Roh Kudus didalam Kristus (Mrk 1:4,8).  Yohanes menyatakan bahawa Kristus akan membaptis dengan Roh Kudus dan dengan api, ditujukan kepada mereka yang tidak bertobat (digambarkan sebagai jerami) (Luk 3:16-17)
Roh Kudus dianugerahkan mengikut petunjuk Allah.  Atas permintaan, yang diibaratkan dengan meletakkan tangan, Roh Suci memasuki seseorang individu. Roh Suci tidak dianugerahkan oleh orang yang meletakkan tangan ke atas individu tersebut. Melainkan orang itu hanya sebagai perwakilan Gereja yang memohon agar Roh Suci memenuhi permintaan Gereja serta individu lalu menyerap ke dalam diri penerima untuk apa jua aktiviti yang terlibat. Itulah sebabnya kondisi pegawai Gereja tidak kena mengena dengan keabsahan proses ini. Kristus berkata, sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di Sorga (Mat 18:18-20)
Matius 18:18-20 Aku berkata kepadamu: sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di Sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di Sorga19Dan lagi Aku berkata kepadamu: jika dua orang daripadamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh BapaKu di Sorga.   20 Sebab dimana dua atau tiga orang berkumpul dalam namaKu, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.
Justru itu, penganugerahan Roh dalam setiap aspek pekerjaan adalah oleh Allah dan bukannya dianugerahkan oleh manusia. Roh Kudus bekerja sebelum pembaptisan di dalam setiap individu. Roh tersebut menyerahkan umat pilihan kepada Allah melalui Kristus (Ibr 7:25). Buah Roh yang pertama diberi kepada individu ketika pembaptisan, dari Roma 8:23, yang jelas mengatakan bahawa pengangkatan sebagai anak (adoption) tidak akan terjadi sehinggalah pembebasan diri. Justru, kita lahir kembali tetapi tetap bertumbuh di dalam Roh setiap hari di dalam Yesus Kristus sehingga kita datang kedalam kemuliaan Allah (lihat tulisan Roh Pengangkatan [034] dan Lahir Kembali [172]).
Penganugerahan Roh Kudus sewaktu pembaptisan merupakan mata air keselamatan yang dijanjikan oleh Allah melalui nabi-nabiNya (Yes 12:3). Mata air Roh Suci ini adalah janji Allah kepada Yakub yang tertulis di dalam Yesaya 44:3. Tuhan Allah adalah sumber air hidup (Yer 2:13; 17:13; lihat juga Zak 14:8)
Ini adalah sungai air kehidupan (Wah 22:1). Kristus, berkata mengenai Roh (Yoh 7:39), mengatakan dari Dia air hidup mengalir (Yoh 4:10-14, 7:38, lihat Yes 21:3; 55:1; Yeh 47:1). Israel dibersihkan dengan air secara rohani, dari Yeh 36:25, yang merupakan air hidup ataupun Roh Suci. Umat pilihan mengambil air hidup ini dengan percuma (Wah 22:17).
Pertobatan yang Berterusan
Pertobatan adalah proses yang berterusan.  Pertobatan seharusnya bertambah dalam dari masa ke semasa selepas pembaptisan.  jemaat Efesus telah dipanggil untuk bertobat dan mengingati betapa dalamnya ia telah jatuh, dan melakukan lagi apa yang semula ia telah lakukan (Wah 2:5).  Demikian juga jemaat di Pergamus dipanggil untuk bertobat (Wah 2:16); dan juga jemaat Tiatira (Wah 2:21-22) dimana orang-orang yang ingkar telah dilemparkan ke atas ranjang  orang sakit beserta dengan nabiah-nabiah palsu.  Jemaat di Sardis juga dipanggil untuk bertobat, atau Kristus akan datang kepada mereka seperti pencuri pada waktu malam dan mereka tidak mengetahui pada waktu bilakah Dia akan datang (Wah 3:3).  Barangsiapa yang dikasihi Kristus, akan ditegur dan dihajar olehNya.  Dia menghendaki supaya mereka (bagi orang-orang Laodikia), menjadi tekun dan bertobat (Wah 3:19).  Justru itu, pertobatan adalah untuk setiap jemaat-jemaat Allah, yakni menjadi tanggungjawab semua (Yak 5:19-20).
Justru itu, pertobatan adalah prasyarat kepada Kerajaan Allah. Sekiranya bukan untuk umat pilihan yang menjadi bait Allah (Im 26:12; 1Kor 3:16-17; 6:19; 2Kor 6:16; Ef 2:19-22) dan menjadi sebahagian dari proses dimana Allah mempersingkatkan waktu dunia, maka tidak ada yang selamat dari segala yang hidup (Mat 24:22).  Mungkin Allah telah membenarkan semua manusia keturunan Adam binasa seperti Dia  mahukan Nephilim dimusnahkan.
Allah berhubungan dengan dengan umat manusia melalui Yesus Kristus dan umat pilihan dimana telah tertulis dalam Buku Kehidupan sebelum pondasi dunia.   Umat  pilihan  ditakdirkan untuk dipanggil.  Mereka dipanggil untuk bertobat.  Pertobatan adalah syarat untuk menerima Roh Kudus, dimana hanya boleh diibaratkan oleh pembaptisan.  Pertobatan harus berterusan dari dari saat pembaptisan supaya anda boleh bertumbuh didalam Roh sehingga anda memperolehi kesempurnaan dan mengalami adopsi, yang merupakan penebusan diri.
Sesiapa yang tertidur harus dibangkitkan didalam daging supaya mereka diwujudkan seperti Kristus, sebagai satu berkas persembahan.  Mesiah adalah yang pertama dari buah pertama.  Dia menjadi anak Allah, berkuasa sejak kebangkitanNya dari orang mati (Roma 1:4).  Kita  juga merupakan buah pertama: diberi Roh semasa Pentakosta dan ditebus pada waktu kedatanganNya.  Rentetan Hari Suci menggambarkan aspek-aspek panggilan kita serta perdamaian dengan Allah Bapa melalui Yesus Kristus.